Prabu Geusan Ulun — Raja Sumedang Larang, Pejuang Terhadap Hegemoni Mataram dan Banten

 

Prabu Geusan Ulun — Raja Sumedang Larang, Pejuang Terhadap Hegemoni Mataram dan Banten

INFOPAJAJARAN.COM – Dalam lintasan sejarah Tanah Sunda, nama Prabu Geusan Ulun menempati posisi penting sebagai salah satu tokoh kunci dalam menjaga kedaulatan Kerajaan Sumedang Larang

Ia dikenal sebagai raja yang teguh mempertahankan kemerdekaan wilayahnya dari pengaruh dua kekuatan besar pada masanya, yakni Kesultanan Mataram dan Kesultanan Banten.

Baca juga : Dipati Ukur — Pemimpin Pemberontakan Melawan VOC

Latar Belakang Sejarah

Sumedang Larang adalah kerajaan pecahan dari kerajaan Pajajaran yang mulai eksis kuat setelah keruntuhan Pajajaran di tahun 1579. 

Saat wilayah Sunda lainnya mulai dikuasai oleh kekuatan Islam seperti Banten dan Cirebon, Sumedang Larang muncul sebagai simbol terakhir kedaulatan politik Sunda klasik.

Prabu Geusan Ulun adalah putra dari Prabu Pangeran Santri dan cucu dari Prabu Surya Kancana. 

Ia mewarisi takhta Sumedang Larang dan memindahkan pusat kerajaan ke daerah Kutamaya, yang kini dikenal sebagai pusat kota Sumedang.

Penolakan terhadap Hegemoni Mataram dan Banten

Pada akhir abad ke-16, dua kekuatan besar di tanah Jawa, yakni Mataram dari timur dan Banten dari barat, saling berebut pengaruh atas wilayah Sunda. 

Kedua kerajaan itu mencoba menguasai Sumedang Larang baik melalui pendekatan diplomatik maupun militer.

Namun Prabu Geusan Ulun menolak tunduk pada tekanan keduanya. Ia menolak menjadi bagian dari ekspansi Mataram dan Banten, dengan alasan menjaga warisan leluhur Pajajaran serta martabat rakyat Sumedang. 

Sikap ini menjadikannya simbol perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan luar dan pejuang kedaulatan lokal.

Aliansi dengan Cirebon dan Kekuatan Politik

Meski menolak dominasi Banten dan Mataram, Geusan Ulun tidak sepenuhnya bersikap tertutup. 

Ia membina hubungan baik dengan Kesultanan Cirebon, yang saat itu lebih moderat dan bersahabat dalam menjaga tradisi Sunda. 

Dalam sejarah, Sumedang Larang sempat disebut sebagai "negara penyangga" antara kekuatan-kekuatan besar di sekitarnya.

Warisan Prabu Geusan Ulun

Prabu Geusan Ulun tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai tokoh budaya. 

Ia disebut-sebut sebagai tokoh yang membawa dan menyimpan mahkota Binokasih Sanghyang Paké, simbol warisan dari kerajaan Pajajaran, sebagai legitimasi kekuasaan Sumedang Larang sebagai penerus Pajajaran.

Hingga kini, nama Geusan Ulun diabadikan sebagai nama museum dan kawasan sejarah di Sumedang. Ia dikenang sebagai raja yang berani menolak penjajahan dan kekuasaan asing demi mempertahankan identitas lokal.

Baca juga : Ki Gedeng Tapa — Tokoh Pendiri Cirebon

Prabu Geusan Ulun bukan hanya raja dari Sumedang Larang, melainkan simbol perlawanan Sunda terhadap dominasi kekuatan luar. 

Dalam sejarah Jawa Barat, ia adalah figur penting yang menjaga garis keturunan dan warisan budaya Pajajaran. 

Semangat perjuangannya relevan hingga kini: mempertahankan jati diri di tengah tekanan kekuasaan besar.***

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK

Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak