Jejak Kereta Api Pertama di Tanah Priangan

Jejak Kereta Api Pertama di Tanah Priangan
Foto : bbc.com


INFOPAJAJARAN.COM - Kereta api telah menjadi bagian penting dari sejarah dan perkembangan wilayah Priangan di Jawa Barat. 

Salah satu tonggak bersejarah adalah hadirnya kereta api pertama yang mengubah wajah transportasi dan ekonomi masyarakat. 

Bagaimana sebenarnya jejak awal kereta api pertama di Tanah Priangan ini? Mari kita telusuri kisah bersejarah ini.

Baca juga : Candi Bojongmenje: Saksi Bisu Awal Peradaban di Jawa Barat

Pada akhir abad ke-19, kebutuhan akan transportasi yang lebih cepat dan efisien mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk membangun jalur kereta api di berbagai wilayah Hindia Belanda, termasuk Tanah Priangan. 

Pembangunan ini diprakarsai oleh perusahaan kereta api swasta, Staatsspoorwegen (SS).

Pembangunan jalur kereta api di Priangan dimulai pada tahun 1881 dengan rute Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor)

Namun, yang menjadi tonggak penting bagi masyarakat Priangan adalah pembangunan jalur dari Bogor menuju Bandung, yang kemudian diresmikan pada 17 Mei 1884

Kehadiran kereta api ini menjadi jembatan penting untuk mobilitas manusia, hasil pertanian, serta mempercepat hubungan antarwilayah.

Jalur ini kemudian berkembang hingga mencapai CicalengkaTasikmalaya, hingga Banjar, yang menghubungkan banyak kota-kota penting di Tanah Priangan. 

Tak hanya memudahkan transportasi, kehadiran kereta api juga menghidupkan sektor ekonomi baru, mempercepat distribusi barang, serta membawa pengaruh sosial dan budaya yang besar bagi masyarakat lokal.

Perjuangan dan Tantangan Pembangunan

Membangun jalur kereta api di Priangan bukanlah hal mudah. Medan berbukit, jurang yang dalam, dan sungai-sungai besar menjadi tantangan berat. 

Pembangunan jalur ini banyak melibatkan tenaga kerja lokal dengan kondisi kerja yang berat. 

Banyak infrastruktur penting seperti jembatan Cikubang — jembatan kereta api terpanjang di Indonesia — menjadi saksi bisu betapa kerasnya usaha mewujudkan proyek raksasa ini.

Dampak Sosial dan Budaya

Kehadiran kereta api membawa perubahan besar di Tanah Priangan. Daerah yang sebelumnya sulit dijangkau menjadi lebih mudah diakses. 

Munculnya stasiun-stasiun baru di sepanjang jalur mempercepat pertumbuhan kota-kota kecil. 

Bandung, misalnya, yang dulu hanyalah kota kecil di pegunungan, berubah menjadi pusat ekonomi, pendidikan, dan budaya yang penting.

Kereta api juga mempertemukan berbagai budaya: penduduk lokal, pendatang dari berbagai daerah, hingga bangsa asing. Hal ini memperkaya kebudayaan Priangan dengan berbagai pengaruh baru.

Warisan Sejarah yang Masih Bertahan

Hingga kini, beberapa jalur kereta api peninggalan masa kolonial Belanda masih aktif digunakan. 

Stasiun Bandung, yang diresmikan pada 1884, tetap menjadi salah satu stasiun utama di Jawa Barat. Bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang kereta api di Priangan.

Baca juga : Misteri Prasasti Tugu: Bukti Kejayaan Masa Lalu

Tak sedikit pula komunitas dan pegiat sejarah yang aktif mendokumentasikan dan melestarikan jejak-jejak sejarah kereta api ini. 

Salah satunya adalah upaya pelestarian Lokomotif Uap dan jalur-jalur klasik yang menjadi daya tarik wisata sejarah di Tanah Priangan.***

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK

Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Lebih baru Lebih lama