Tumpukan Sampah Menghantui Kalibaru Bekasi: Warga Resah Ancaman Banjir

Sampah Menumpuk di Kalibaru Bekasi, Warga Khawatir Picu Banjir


Gunung sampah kembali menumpuk di aliran Kalibaru, Jalan Kalibaru Timur, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi banjir di kalangan warga sekitar. Situasi ini bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga menyimpan ancaman lingkungan yang mendesak untuk ditangani oleh pihak berwenang.

Pada pantauanKompas.compada Selasa (16/9/2025) siang, tumpukan sampah yang beragam terlihat menutupi sebagian besar permukaan aliran Kalibaru. Sampah-sampah tersebut meliputi limbah plastik, styrofoam, potongan kayu, ranting pohon, hingga peti telur kayu, semuanya tampak mengapung dan tersangkut pada struktur bangunan jembatan lama yang hingga kini belum dibongkar. Meskipun sebagian sampah telah terbakar dan tidak lagi menimbulkan bau menyengat yang ekstrem, keberadaannya tetap menjadi pemandangan yang sangat mengganggu dan mencerminkan buruknya tata kelola lingkungan.

Ancaman Banjir di Tengah Tumpukan Sampah

Salah satu warga setempat, Kawang (55), mengungkapkan bahwa tumpukan sampah ini telah menjadi masalah selama dua bulan terakhir. Ia mengingat bahwa sebelumnya, lokasi tersebut juga pernah dipenuhi sampah serupa, yang kemudian berhasil diangkut hingga mencapai volume sekitar 10 truk. Pengalaman ini mengindikasikan bahwa masalah penumpukan sampah di Kalibaru bukanlah insiden yang terisolasi, melainkan isu berulang yang membutuhkan solusi jangka panjang.

Kawang menjelaskan bahwa saat ini, aliran air di Kalibaru sebenarnya masih bergerak di bawah timbunan sampah. Namun, kekhawatiran terbesar muncul ketika musim hujan tiba dan debit air meningkat. “Kalau kondisi air sekarang ini di bawah sampah, tapi kalau misalnya airnya tinggi karena hujan deras, airnya naik, nah sampahnya ikut naik, dia ngapung,” ujarnya kepada Kompas.com. Skema ini sangat mengkhawatirkan karena potensi air meluap bersama sampah akan sangat tinggi, menyebabkan banjir yang dapat merendam pemukiman warga di sekitarnya. “Kalau saya sih artinya jangan sampai menimbulkan banjir saja,” tambahnya, menekankan urgensi penanganan sebelum terlambat.

Penyebab dan Harapan Warga: Solusi Komprehensif dari Hulu ke Hilir

Dugaan kuat dari Kawang adalah bahwa tumpukan sampah ini merupakan kiriman dari bagian hulu Kalibaru. “Jadi pas datang langsung banyak. Kayak sesuatu dituang begitu loh,” katanya, menggambarkan bagaimana sampah dalam jumlah besar tiba-tiba muncul dan menumpuk di lokasi tersebut. Fenomena ini menunjukkan bahwa akar masalah bukan hanya terletak pada kebiasaan membuang sampah sembarangan di sekitar area tersebut, tetapi juga pada sistem pengelolaan sampah di wilayah yang lebih luas di sepanjang aliran sungai.

Menyikapi masalah ini, Kawang sangat berharap pihak berwenang dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif. Salah satu usulan konkretnya adalah dengan memasang jaring penyaring sampah di bagian hulu aliran sungai. “Jadi, mestinya dari atas itu ya harus ada ini lah, ada jaring di (aliran) atas begitu, supaya tidak sampai ke sini,” jelasnya. Solusi ini diharapkan dapat meminimalisir volume sampah yang terbawa arus dan menumpuk di area sekitar jembatan, sehingga mencegah terjadinya penumpukan masif seperti yang terjadi saat ini.

Dampak Lingkungan yang Lebih Luas dan Urgensi Tindakan

Selain ancaman banjir, tumpukan sampah di Kalibaru juga membawa dampak negatif lainnya terhadap lingkungan. Material seperti plastik dan styrofoam membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, mencemari air dan tanah, serta mengancam ekosistem sungai. Meskipun sebagian sampah dibakar, praktik ini justru dapat menimbulkan polusi udara dari emisi zat berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer. Kebersihan dan kesehatan warga sekitar juga terancam oleh potensi penyakit yang dibawa oleh vektor seperti tikus dan serangga yang hidup di tumpukan sampah.

Situasi di Kalibaru Bekasi ini merupakan cerminan dari tantangan pengelolaan sampah perkotaan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi banyak daerah di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah harus lebih proaktif dalam menegakkan peraturan, menyediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah ke sungai. Sementara itu, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas banjir.

INFOPAJAJARAN.COM

Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami

Ikuti Kami

🟢

Saluran WhatsApp

Ikuti
👍

Facebook

Ikuti
📸

Instagram

Ikuti
✉️

Email

Kirim Email

© INFOPAJAJARAN.COM | Terima kasih atas dukungannya

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK

Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak