Peristiwa tragis terjadi di Ciomas, Bogor, Jawa Barat, di mana sebuah gedung majelis taklim ambruk saat sedang digunakan untuk acara peringatan Maulid Nabi. Tragedi ini menyisakan duka mendalam, terutama karena bangunan tersebut ternyata baru berdiri selama enam bulan.
Kronologi Kejadian dan Kondisi Bangunan
Peristiwa nahas ini terjadi pada hari Senin, 8 September 2025, saat majelis taklim yang berukuran 12 x 10 meter, dengan kapasitas 150 orang, sedang dipenuhi jemaah. Menurut keterangan Pimpinan Majelis Taklim, Zulpadli Harahap, yang ditemui di kediamannya, bangunan tersebut baru selesai dibangun setelah perayaan Idul Fitri. "Secara kronologis itu kan bangunan yang jelas baru. Itu bukan renov ya, baru bikin itu dari setelah Idul Fitri sampai sekarang hitungannya sudah berjalan 6 bulan. Kapasitas itu 150-an lah, ukurannya 12 x 10 meter persegi," jelas Zulpadli.
Zulpadli juga menegaskan bahwa bangunan tersebut seharusnya kokoh. "Untuk bangunannya itu bangunan kita kokoh dan baru. Soalnya kita juga bangun tidak asal. Jaga kualitas juga kita," tambahnya. Namun, pada kenyataannya, bangunan tersebut ambruk secara tiba-tiba saat acara berlangsung.
Jumlah Korban dan Situasi Saat Kejadian
Saat kejadian, diperkirakan ada sekitar 400-500 jemaah yang hadir dalam acara Maulid Nabi tersebut. Zulpadli menjelaskan bahwa sebagian jemaah berada di dalam gedung, sementara sebagian lainnya berada di halaman rumahnya. Jemaah yang hadir berasal dari beberapa desa sekitar, termasuk Desa Sukamakmur, Sukaluyu, Sukaresmi, Sukaharja, Sukajaya, dan Sukajadi.
Zulpadli menggambarkan momen ambruknya bangunan sebagai peristiwa yang mengejutkan. "Jadi kejadiannya begini (ambruk di bagian belakang merambat ke depan). Kalau tiang-tiang di bawah masih utuh karena itu sangat kokoh. Lagian itu satu tiang ukurannya 60 cm x 60 cm," ungkapnya. Kegiatan Maulid Nabi tersebut diketahui dihadiri oleh perempuan yang didominasi oleh ibu-ibu.
Respons Cepat dan Upaya Penyelamatan
Zulpadli, sebagai pimpinan majelis, segera bertindak cepat saat bangunan ambruk. "Banyak korbannya, banyak. Kan saya yang pertama kali lihat, kalau laki-laki ya. Saya langsung loncat ke bawah (bantu korban). Yang saya bisa tolong, saya tolong. Yang ini yang itu, saya tarik. Baru warga warga berdatangan membantu," ujarnya. Warga sekitar pun berbondong-bondong memberikan bantuan untuk mengevakuasi korban.
Upaya penyelamatan berjalan dramatis, dengan banyak jemaah yang tertimpa puing-puing bangunan. Warga bahu membahu mengangkat puing dan mengevakuasi korban, terutama ibu-ibu yang menjadi sebagian besar peserta acara.
Dampak dan Tanggapan Pasca Kejadian
Zulpadli mengaku sangat syok dengan kejadian tersebut. Ia menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah yang terjadi. "Saya itu yang menjadikan saya syok, makanya nggak ada yang bisa saya kunjungi (keluarga korban meninggal), dikarenakan yang saya pikirkan bukan bangunannya, tapi yang saya pikirkan itu gimana sikap saya terhadap keluarga korban itu," katanya. Zulpadli berencana untuk mengunjungi keluarga korban dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyatakan akan menanggung penuh biaya pengobatan para korban. Hal ini memberikan sedikit kelegaan di tengah duka yang mendalam.
Pentingnya Evaluasi dan Investigasi
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi terhadap standar pembangunan, terutama pada bangunan publik. Investigasi mendalam perlu dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya gedung majelis taklim tersebut. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
INFOPAJAJARAN.COM
Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami
Ikuti Kami
© INFOPAJAJARAN.COM | Terima kasih atas dukungannya