.png "Info Pajajaran")
Kenaikan harga ayam yang signifikan di Kabupaten Majalengka telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pedagang. Kondisi ini mendorong Bupati Majalengka, H. Eman Suherman, untuk memberikan respons resmi pada Selasa (16/9/2025), menyusul keluhan harga ayam yang mencapai Rp47 ribu hingga Rp48 ribu per kilogram.
Bupati Sesalkan Aksi Mogok Pedagang Ayam
Bupati Eman Suherman menyayangkan aksi mogok yang dilakukan oleh para pedagang ayam. Ia menekankan bahwa program-program pemerintah seharusnya tidak boleh mematikan usaha kecil yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
“Pedagang ayam banyak yang mogok, padahal mereka sudah berjibaku untuk bertahan hidup. Jangan sampai program baru justru mematikan sektor usaha yang sudah berjalan. Semua sektor harus hidup ketika ada program pemerintah,” tegasnya.
Evaluasi Tata Kelola Distribusi Ayam
Sebagai seorang peternak broiler, Bupati Eman mengungkapkan bahwa daya jual ayam di tingkat peternak justru sedang rendah. Kondisi ini, menurutnya, perlu dievaluasi dalam tata kelola distribusi ayam di Kabupaten Majalengka.
“Saya baru mendengar kabar pasokan ayam di pasar berkurang. Ini masukan penting agar tata kelola bisa kita perbaiki. Kasihan kalau pedagang kehilangan mata pencaharian karena kalah bersaing dengan program yang baru muncul,” ujarnya.
Dinas Perdagangan Diminta Turun Tangan
Bupati menginstruksikan Dinas Perdagangan untuk segera mengambil langkah cepat dengan melakukan inspeksi langsung ke pasar. Koordinasi dengan penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga perlu diperkuat agar tidak berdampak negatif bagi UMKM lokal.
“Prinsipnya, jangan sampai masyarakat yang biasa berdagang mati gara-gara ada program pemerintah. Kalau begini, justru sama saja membuang potensi UMKM. Tata kelola harus dibenahi agar semua pihak bisa berjalan bersama,” kata Bupati.
Keluhan Pedagang Ayam di Majalengka
Sejumlah pedagang ayam keliling di Majalengka telah mengeluhkan kenaikan harga ayam yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Oyo, seorang pedagang asal Majalengka, mengatakan bahwa kenaikan harga ini sangat memberatkan pedagang kecil.
Dulu ia bisa menjual 40 kilogram ayam per hari, kini hanya sekitar 15 kilogram saja. “Sekarang untung sudah tidak seberapa. Malah banyak pedagang yang berhenti berjualan, termasuk di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Maja. Semua sama-sama mengeluh karena stok ayam terbatas,” ungkap Oyo.
Program MBG Dituding Jadi Penyebab Kelangkaan Stok
Menurut Oyo, keterbatasan pasokan ayam di tingkat peternak disebabkan oleh program MBG yang menyerap pasokan langsung dari kandang. Hal ini menyebabkan stok ayam untuk pedagang kecil semakin berkurang.
“Kalau stok diambil banyak untuk program itu, otomatis kami kekurangan. Dampaknya harga naik, sementara daya beli masyarakat turun. Akhirnya penjualan kami juga terhantam,” jelasnya.
Dampak Kenaikan Harga Ayam bagi Masyarakat
Kenaikan harga ayam tidak hanya dirasakan oleh pedagang, tetapi juga oleh masyarakat. Bu Eni, seorang warga Cigasong, mengaku kesulitan membeli ayam di pasar karena harganya yang melonjak tinggi.
“Sekarang beli ayam susah, harganya mahal. Biasanya hari biasa tidak seperti ini, tapi sekarang di Pasar Cigasong banyak pedagang yang tidak jualan. Katanya sempat ada aksi demo juga,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa di Pasar Cigasong, hanya ada satu atau dua pedagang yang berjualan, sementara yang lain memilih tutup. Kondisi ini membuat harga ayam semakin meroket hingga mencapai Rp48 ribu per kilogram.
Dengan adanya respons dari Bupati Majalengka, diharapkan masalah harga ayam dan pasokan di pasar dapat segera diatasi, sehingga masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan pokok dan pedagang dapat mempertahankan usahanya.
INFOPAJAJARAN.COM
Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami
Ikuti Kami
© INFOPAJAJARAN.COM | Terima kasih atas dukungannya