Kasus pembunuhan Putri Apriyani di Indramayu menggugah emosi publik, terutama keluarga korban. Rekonstruksi kejadian yang dilakukan di lapangan tembak Polres Indramayu pada Jumat, 12 September 2025, menjadi momen puncak luapan duka dan kemarahan keluarga terhadap tersangka, Alvian Maulana Sinaga.
Suasana Mencekam di Lapangan Tembak
Proses rekonstruksi yang menghadirkan kembali adegan pembunuhan Putri Apriyani menciptakan suasana yang sangat menegangkan. Keluarga korban yang menyaksikan dari balik tembok lapangan tak kuasa menahan emosi. Teriakan “Hey Pembunuh!” menggema, diiringi usaha mereka memanjat tembok untuk mendekati tersangka.
Teriakan Penuh Amarah dan Kekecewaan
Saat Alvian Maulana Sinaga (23) digiring menuju mobil tahanan, emosi keluarga mencapai puncaknya. Aksi saling dorong antara keluarga dan polisi tak terhindarkan. Beberapa anggota keluarga bahkan berteriak mengejar mobil tahanan yang membawa Alvian, menyuarakan rasa kehilangan dan kemarahan mereka.
Kekecewaan Keluarga Korban
Tamsin (58), paman korban, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dapat menyaksikan langsung rekonstruksi. "Kecewa sekali, kita ingin tahu bagaimana cara pelaku melakukan perbuatan keji itu," ujarnya, menggambarkan betapa pentingnya bagi keluarga untuk memahami detail kejadian yang merenggut nyawa Putri.
Rangkaian Peristiwa Pembunuhan
Peristiwa tragis ini terjadi di dalam kamar kos korban di Blok Ceblok, Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Alvian, yang merupakan mantan polisi dan pacar korban, membunuh Putri Apriyani dan kemudian membakar jasadnya.
Pelarian dan Penangkapan Tersangka
Setelah melakukan pembunuhan, Alvian melarikan diri. Pelariannya berakhir di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana ia ditangkap pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Penangkapan ini menjadi titik awal bagi proses hukum yang kemudian menghadirkan rekonstruksi.
Rekonstruksi: Mengungkap Kronologi Pembunuhan
Rekonstruksi yang digelar pada 12 September 2025 memperagakan 24 adegan yang menggambarkan rentetan kejadian pembunuhan tersebut. Proses ini turut disaksikan oleh pihak Kejaksaan Negeri Indramayu, yang memiliki peran penting dalam penegakan hukum. Meskipun wajah Alvian tampak memelas, ia tetap mampu memperagakan tindakan kejamnya, seolah-olah masih mengingat jelas detail pembunuhan yang dilakukannya.
Harapan Keluarga dan Proses Hukum
Keluarga berharap proses hukum berjalan adil dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap tindak kejahatan, serta memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Kasus ini terus menjadi sorotan, menyoroti dampak tragis dari kekerasan dan pentingnya upaya pencegahan agar tragedi serupa tidak terulang kembali.
INFOPAJAJARAN.COM
Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami
Ikuti Kami
© INFOPAJAJARAN.COM | Terima kasih atas dukungannya