![]() |
Foto : Buruan.co |
INFOPAJAJARAN.COM – Batik Garut merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari Jawa Barat.
Sejak abad ke-16, tradisi membatik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda, seperti yang tercatat dalam naskah kuno Siksa Kandang Karesian.
Baca juga : Prasasti Muara Cianten: Jejak Sejarah Kuno yang Masih Menyimpan Misteri
Kain batik ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam.
Sejarah dan Perkembangan Batik Garut
Batik Garut memiliki akar sejarah yang kuat dalam budaya Sunda.
Pada masa kolonial Belanda, kain ini bahkan menjadi oleh-oleh populer bagi para pelancong, seperti yang disebutkan dalam buku Garoet, En Omstreken (1922).
Motif-motifnya terinspirasi dari berbagai hal, mulai dari alam hingga profesi, seperti:
- Lereng Surutu: Motif menyerupai cerutu
- Lereng Dokter: Dipakai oleh kalangan medis
- Drintin: Terinspirasi Kebun Binatang Bandung
Diperkirakan ada sekitar 40 motif tradisional Batik Garut, dengan variasi baru yang terus berkembang.
Beberapa motif klasik seperti siki bonteng dan merak ngigel masih dilestarikan hingga kini.
Makna dan Filosofi Motif
Setiap corak Batik Garut mengandung cerita dan nilai kehidupan masyarakat Sunda. Misalnya:
✔ Lereng Camat: Melambangkan kewibawaan
✔ Tanjung Anom: Menggambarkan keceriaan masa muda
✔ Tumpal: Simbol perlindungan dari marabahaya
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Meski sempat jaya pada periode 1967-1985, Batik Garut mengalami penurunan popularitas. Pemerintah Garut kini giat mempromosikannya melalui:
- Lomba desain batik
- Wajib seragam batik untuk PNS
- Pelatihan bagi pengrajin muda
Namun, industri ini masih menghadapi kendala, seperti kurangnya tenaga ahli dan persaingan dengan batik printing.
Batik Garut di Era Modern
Kini, Batik Garut mulai dilirik kembali sebagai busana fashion modern.
Baca juga : Rumah Tinggal Song Beng Tjoeij: Mahakarya Arsitektur Tionghoa yang Terancam Punah
Desainer seperti Ian Suhadi turut mempopulerkan motif-motif kontemporer yang tetap mempertahankan pakem tradisional.
Ikuti perkembangan budaya Jawa Barat lainnya melalui Facebook Infopajajaran, Telegram Infopajajaran, dan Twitter Infopajajaran. Dukung pelestarian batik Nusantara dengan berdonasi via DANA.***