![]() |
Foto : radartasik.id |
INFOPAJAJARAN.COM – Kebijakan larangan study tour yang diumumkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendapat respons beragam dari kepala daerah. Berbeda dengan Wali Kota Bandung, Wali Kota Cirebon, dan Bupati Bandung yang menyatakan keberatan, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin justru mengambil sikap lebih longgar terkait aturan ini.
Dalam pernyataannya pada Minggu (3/8/2025), Syakur menyatakan bahwa Kabupaten Garut tidak akan mengeluarkan larangan eksplisit terhadap kegiatan study tour.
Baca juga : Garut Gencar Tertibkan 32 Bangunan Liar di Bulan Juli 2025
Menurutnya, siswa SMA sudah cukup dewasa untuk memahami konteks kegiatan tersebut tanpa perlu instruksi formal.
"Zaman Sudah Berubah, Tak Perlu Selalu Diinstruksikan"
Bupati Garut menegaskan bahwa pendekatan top-down tidak selalu efektif di era sekarang. "Sekarang zamannya tidak selalu diinstruksikan," ujarnya.
Ia lebih memilih mengedepankan logika sosial dan kesadaran bersama dalam menyikapi kegiatan study tour.
Syakur menyatakan tidak mempermasalahkan study tour selama kegiatan tersebut:
- Tidak menjadi beban finansial bagi siswa dan orang tua
- Dilaksanakan dengan prinsip gotong royong
- Tanpa ada unsur paksaan
Pahami Kekhawatiran Gubernur, Tapi Tetap Beri Ruang
Meski bersikap lebih longgar, Bupati Garut mengakui memahami kekhawatiran Gubernur Jabar.
Ia menyetujui bahwa study tour seringkali diposisikan sebagai bagian wajib pendidikan formal, sehingga siswa yang tidak ikut merasa terpinggirkan.
"Persepsi seperti itu memang keliru dan perlu diluruskan," tegas Syakur. Namun ia tetap berpendapat bahwa larangan mutlak bukan solusi terbaik.
Pemerintah Kabupaten Garut akan mengedepankan pendekatan persuasif dengan melibatkan pemahaman bersama antara sekolah, siswa, dan orang tua.
Baca juga : Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari Usai Banjir dan Longsor Landa 19 Kecamatan
Kebijakan ini menjadikan Garut sebagai salah satu daerah di Jabar yang mengambil pendekatan berbeda dalam menanggapi imbauan gubernur, dengan tetap mempertimbangkan otonomi daerah dan kearifan lokal.
Ikuti perkembangan terbaru seputar Garut dan Jawa Barat melalui Facebook dan Telegram. Dukung kerja jurnalistik kami via DANA.***